Potensi Melimpah, Tangkapan Minim

Potensi Melimpah, Tangkapan Minim

Hasil Laut Bengkulu Hanya 62 Ribu Ton/Tahun

\"\"

BENGKULU, BE - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu mencatat, hasil tangkapan ikan laut di wilayahnya selama Januari-Desember 2016 hanya mencapai sekitar 62.291 ton/tahun. Padahal potensi perikanan di pesisir pantai laut Provinsi Bengkulu cukup besar yakni mencapai 128 ribu ton per tahun.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, hambatan yang mengakibatkan sampai sekarang produksi ikan tangkap di Provinsi Bengkulu belum maksimal dalam pengarapan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ikan tangkap Provinsi Bengkulu adalah kapasitas kapal nelayan.

\"Dengan luas wilayah 525 km persegi, kita punya sekitar 3.388 kapal nelayan, tetapi hanya 12 yang ukurannya di atas 30 gross ton,\" ujarnya Ricky kepada BE, kemarin (8/2).

Bengkulu memiliki garis pantai sepanjang 525 Km memiliki potensi kelautan yang sangat besar. Garis pantai ini melintasi tujuh kabupaten dan kota serta mencapai ratusan mil ke Samudera Hindia. Di sepanjang Samudera Hindia tersimpan kekayaan laut terbaik seperti ikan tuna, layur serta spesies lainnya yang memiliki kualitas dengan standar ekspor.

\"Potensi ini harus dikembangkan sehingga bisa memberikan kemakmuran bagi masyarakat Bengkulu,\" terangnya. Produktivitas tangkapan tersebut masih bisa dioptimalkan lagi karena potensi perikanan di pesisir pantai laut Provinsi Bengkulu cukup besar yakni mencapai 128 ribu ton per tahun.

\"Produktivitas tangkapan ikan laut tahun ini memang belum ada peningkatan, namun kalau kita melihat potensi yang ada, masih sangat jauh, bahkan potensi hasil tangkapan hanya sebesar lima persen. Minimnya hasil tangkapan jika dibandingkan dengan potensi yang ada tersebut, disebabkan berbagai hal, termasuk peralatan,\" katanya.

Selain peralatan tangkap, lanjutnya, hambatan lainnya adalah keberadaan kapal nelayan yang rata-rata masih berupa kapal kecil, sehingga tidak berani menggali potensi yang berada di kawasan zona eksklusif ekonomi (ZEE) serta faktor alam, yakni gelombang laut yang cukup tinggi. Gelombang laut tinggi terjadi antara November 2016 hingga Januari 2017.

Untuk membantu meningkatkan hasil tangkapan nelayan, kata Ricky, DKP bekerjasama dengan Gubernur Bengkulu meminta bantuan kapal ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.

\"Sebanyak 5 sampai 10 unit kapal laut di atas 30 gross ton (GT) kami ajukan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun ini, sekarang masih menunggun proses,\" kata Ricky.

Selain itu, menurutnya yang terpenting adalah pembinaan terhadap nelayan yang ada di pantai agar hasil perikanan tangkap nelayan bisa meningkat, yaitu perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pihak DKP akan mendidik para nelayan untuk diberikan pelatihan yaitu berupa pemagangan selama 10 hari menggunakan kapal diatas 30 GT.

\"Kami rencananya tahun 2017 ini akan melakukan pemagangan untuk 100 nelayan, dibagi menjadi 4 tahap, 1 tahap diberangkatkan 25 orang,\" ujar Ricky.

Tak hanya itu, para nelayan yang mengikuti magang nantinya setelah selesai pemagangan akan ditarik oleh pemerintah untuk bekerja dengan pemerintah provinsi Bengkulu dalam mengelolah hasil laut. \"Nelayan yang sudah mengikuti proses pemagangan nanti akan bekerja di Kapal milik pemerintah, yaitu kapal diatas 30 GT,\" jelasnya.

Ricky menjelaskan selama proses pemagangan, para nelayan akan dilatih oleh tim Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI) Semarang.

\"Mereka akan dilatih menjadi nakhoda, teknisi mesin, keselamatan berlayar, sampai cara mengelolah hasil tangkapan ikan,\" terang Ricky.

Selain masalah SDM, Ricky menyoroti di Bengkulu sendiri kata dia, setidaknya ada tiga pelabuhan besar yakni Pelabuhan Pulau Baai, Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur dan Pelabuhan di Mukomuko. Tetapi kapal diatas 30 GT tidak ada yang dapat bersandar di sana.

\"Banyak kapal ukuran kurang dari 5-10 GT yang hanya mampu bersandar disana, lebih dari itu tidak bisa,\" ujarnya. Ricky menambahkan, pihaknya pada tahun 2017 ini memofuskan perbaikan infrastruktur Pelabuhan Pulau Baai. Pihaknya akan meningkatkan status pelabuhan Pulau Baai dari Pusat Pendaratan Ikan (PPI) menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (P3) atau Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN).

\"Peningkatan ini perlu karena pelabuhan merupakan salah satu sarana dan prasarana pendukung, walaupun SDM sudah bagus, kalau sarana dan prasarananya tidak mendukung, akan sia-sia kerja kita selama ini,\" terangnya.

Dengan ditingkatkannya pelabuhan Pulau Baai ini, maka pengelolahan hasil tangkapan dan akses pengangkutan barang akan semakin mudah selain itu sarana jalan di wilayah itu bertahan lama karena semuanya sudah bisa diangkut dengan menggunakan kapal laut.

\"Selain meningkatkan hasil tangkapan ikan, kendaraan transportasi seperti Truk pengangkut barang tidak perlu lagi lewat jalan raya, karena barang muatan bisa diangkut lewat laut menggunakan kapal laut,\" imbuhnya.

Selanjutnya selain mengembangkan ekonomi kemaritiman yang meliputi pengembangan perikanan tangkap dengan tujuan mampu mensejahterakan nelayan di Bengkulu, dengan modernisasi alat tangkap dan perahu canggih.

\"Kemudian membangun atau menjaga kelestarian terumbu karang sehingga ikan akan datang atau berkembangbiak di wilayah provinsi Bengkulu,\" kata Ricky.

Akan Bentuk Pokdakan

Di sisi lain, Tahun 2017 ini, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu akan membentuk kelompok budidaya ikan (Pokdakan) dan unit pembenih rakyat (UPR) di 10 kota/kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu Ir Ricky Gunarwan melalui Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), Erlita Rosiyani SSi mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan dengan matang mengenai rencana tersebut.

Dijelaskannya, hal yang paling penting dalam budidaya ikan adalah agar ikan tersebut tahan dari berbagai penyakit. Cara yang paling murah dan efisien dalam pengendalian penyakit adalah dengan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yang tepat mutu, tepat jumlah, dan tepat pemberiannya.

Salah satu cara pencegahan yang sekarang sudah mulai diaplikasikan adalah dengan cara menimbulkan kekebalan tubuh ikan dengan vaksin.

\"Perawatan ikan sangat penting dalam budidaya agar terhindar dari berbagai penyakit,\" kata Erlita.

Guna menghindari hal itu maka setiap kelompok akan diberikan pelatihan vaksinasi ikan untuk membentuk ikan yang kebal terhadap penyakit dan pelatihan diagnosis dalam penyakit ikan.

Program vaksinasi ini diupayakan untuk memberikan pengetahuan tentang cara merawat dan membudidayakan ikan yang baik sehingga mampu menghasilkan budidaya yang bagus. \"Kelompok yang dibentuk akan diberikan pelatihan untuk vaksinisasi dan diagnosis penyakit ikan,\" jelas Erlita.

Setelah diadakan pelatihan diharapkan kelompok ini dapat mendiri dan menghasilkan ikan budidaya yang maksimal. \"Setelah dilatih diharapkan kelompok ini bisa menghasilkan ikan yang berkualitas,\" imbuhnya.

Lebih lanjut, Erlita mengatakan, kelompok ini akan di jalankan pada program 2017 ini dan semua kelompok akan diberikan sosialisasi tentang perawatan ikan terlebih dahulu lalu kemudian akan diarahkan untuk budidaya dengan harapan mampu menghasilkan hasil yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan akan ikan segar di Provinsi Bengkulu.

\"Untuk jenis ikannya masih kita diskusikan, yang jelas budidaya ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan ikan di Bengkulu dan juga perekonomian masyarakat,\" tutupnya.(cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: